Mendadak, kami memutuskan segera pulang kampung pada
hari itu juga, Kamis sore. Pesawat? Coret dulu, demi #jilid2. Kereta?
Ludes tak tersisa. Padahal sehari sebelumnya, masih tersedia ratusan
kursi Senja. Mobil pribadi? Macet, dan istri tercinta tak rela jika saya
harus "engkel" sendirian. Alternatif terakhir sangat saya suka, naik
bis.
Awalnya, Putera Mulya Double Decker
Bogor-Klaten yang diincar, namun jam keberangkatannya terlalu mepet,
sehingga terpaksa harus mencari armada lain. Mengerucut pada dua pilihan, Raya
Super Top 2 atau Gunung Mulia Executive. Sama-sama dari terminal
Pulogebang, sama-sama berangkat di atas jam tujuh malam, sama-sama pernah saya naiki, sama-sama
nyaman buat anak-anak.
Langsung telpon agen Raya Pulogebang,
"masih banyak kursi kosong mas, tapi maaf nggak bisa pesen, langsung kesini saja."
Oke baiklah, belum berjodoh dengan SR2-nya Raya nih. Segera kirim pesan singkat ke agen Gunung Mulia Pulogebang,
"Bang, pesan 5 kursi buat malam ini ya, deketan."
"Siap, ada mas. Hot seat?"
"Tengah aja. Bayar sebelum berangkat ya?"
"Oke mas."
Alhamdulillah, tiket aman.
Sore
itu jalanan ibu kota sangat padat. Tol JORR tidak bergerak. Kabar dari
dunia maya, paginya ada crane yang roboh menutupi jalan tol, dan sore itu ada
kecelakaan truk yang melintang di tengah jalan. Aih, pas banget. Dan
kami harus tiba di terminal sebelum jam tujuh malam.
Memanfaatkan petunjuk jalan dari Waze, kami tiba di terminal pukul 18.20. Segera menuju loket Gunung Mulia di lantai dua, ambil tiket.
Lima tiket di tangan |
"Maaf ya mas, bisnya masih kena macet, nunggu agak lama." Hmm, sudah kuduga.
Kami
segera ke lantai tiga, menuju ruang tunggu penumpang. Dan ternyata,
masih banyak penumpang keberangkatan sore yang bisnya belum datang.
Sabar menanti.
Malam itu jalur keberangkatan didominasi pasukan pelangi Sinar Jaya. Armada muriaan nampaknya tidak terpengaruh dari hiruk pikuk kemacetan sore itu. Tidak terlihat armada Haji Haryanto, tinggal Bejeu Blacknia B-58, Muji Jaya dan New Shantika Sahalaah yang sudah siap diberangkatkan. Sesuai jadwal.
Bejeu B-58 Black Scania |
Muji Jaya Top Class |
New Shantika 8 Big Top Sahaalah |
Pukul 20.04 saya melihat kedatangan sosok tinggi, besar, putih, hijau. Yup, Lorena Double Decker. Mantap, jam segini baru datang.
Lorena Double Decker, Jakarta-Surabaya-Malang |
Pukul 20.37, Super Eksekutif Gajah Kebayoran pun baru menaikkan penumpang.
Safari Dharma Raya, Super Executive |
Saat Raya Super Top 2 tiba, dia sudah terlambat tiga jam dari jam keberangkatan seharusnya. Pukul 21.05 baru masuk terminal, padahal armada ini start dari Pool Kranji. Macet luar biasa.
Raya Super Top 2 |
Putera Mulya Double Decker DD03 |
Singkat cerita, pukul 22.10 barulah
muncul penampakan bis kami. Pukul 22.35 mulai menarik jangkar dari terminal terbesar se-Asia Tenggara ini. Snack dibagikan, driver pinggir mencari jalur alternatif menghindari keruwetan tol Bekasi. Untungnya, selepas Bekasi jalanan cukup bersahabat untuk memacu laju kendaraan. Kami terlelap. Kelelahan dan terbuai kenyamanan Gunung Mulia. Dari kesekian kalinya saya naik Gunung Mulia, mungkin
perjalanan ini yang ter-nge-blong. Mengejar ketertinggalan.
Gunung Mulia, istirahat kedua di RM Sari Rasa |
Terlepas
dari keberangkatan yang terlambat 3 jam (tentunya karena kemacetan),
saya tetap merekomendasikan Gunung Mulia Executive sebagai alternatif
moda transportasi menuju Solo dan sekitarnya. Bis nyaman, keberangkatan
malam dan kemudahan reservasi tiket menjadi nilai tambahnya.
22.35 Start Pulogebang
01.50 Istirahat di RM Markoni
02.20 Start dari RM Markoni
04.40 Sholat Subuh, Tegal
07.15 Istirahat di RM Sari Rasa, Kendal
07.40 Start dari RM
10.24 Finish Kartasura
PO Gunung Mulia
AD 1415 DR
Executive Class
Jakarta-Solo-Wonogiri
Hino RK-8 2014
Laksana All New Legacy Sky
28 seats Rimba Kencana (Konfigurasi 2-2, Recleaning Seat, Leg Rest)
Snack, 1 x Service Makan (RM Markoni Baru)
Tiket Rp. 210.000
Reservasi Tiket 08129348392 (Bang Ucok-Terminal Pulogebang)
1 comments:
sipppp..
Post a Comment